Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Mencari Rekognisi

I had a mental breakdown a few days back. Gara-gara seorang teman memforward capture surat klaim penulis (yang juga berstatus konsultan) yang diajukan ke bagian keuangan. Lima juta untuk 10 hari kehadiran. Gue yang, "What? 500k a day?" While me, the newbie writer, is still struggling to 'touch up' her book so students can gain something from reading it, dengan bayaran seorang korektor yang begitu diajukan ke keuangan pun biasanya disertai protes "Kok, banyak banget?" karena hadir hampir setiap hari. Why? Because they would ask, "Kerja editornya apa dong?" Most of the time, we did all the work. And if its too much too handle by the editor, they will ask some assistants to do the job. Sementara si penulis? Tinggal ongkang-ongkang kaki menunggu bayaran royalti. Menulis bukanlah pekerjaan yang mudah. Kalo ngutip gaya bicaranya Dilan, "Nulis itu berat, kamu nggak akan kuat. Biar aku saja." Kenapa? Karena untuk menulis, di

Postingan Terbaru